Tribun.asia.com,Tebidah, Sintang – SPBU Kompak di Desa Entogong, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, nomor lambung 66.786.06 diduga menjual BBM Subsidi melebihi harga Het yang telah ditetapkan pemerintah.
Hasil investigasi tim media dilapangan dan mendapatkan informasi dari warga saat di minta keterangan, sebut saja Mr X mengatakan, jika pengisian menggunakan jerigen atau drum plastik, untuk jenis pertalite dikenakan harga Rp. 11.700 perliternya kemudian untuk solar dipatok harga Rp.10.200 perliter,”ungkapnya.
Menindak lanjuti keluhan masyarakat terkait patokan harga yang diduga jauh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), tim media langsung datang ke SPBU yang dimaksud, namun saat masih didepan pintu, tim media dihampiri oleh petugas SPBU sambil mengatakan Sudah tutup, setelah tim perkenalkan diri, pegawai tersebut menjawab namanya Wawan, dan kembali mengatakan sudah tutup, sehingga tim langsung pergi, dan melihat mobil berisi drum plastik sedang parkir di samping SPBU.
Dilansir dari berbagai sumber bahwa BBM bersubsidi harus dijual sesuai HET yang telah ditetapkan. Menjual di atas HET adalah bentuk penyalahgunaan yang melanggar hukum.
SPBU yang terbukti melakukan pelanggaran ini dapat dikenakan sanksi oleh Pertamina, mulai dari penghentian penyaluran BBM hingga pencabutan izin secara permanen.
Operator atau pihak yang terlibat juga bisa dipidana dengan hukuman penjara dan denda puluhan miliar rupiah.
Praktik ini sering dilakukan oleh oknum-oknum yang menimbun BBM bersubsidi untuk kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi kepada pihak lain, seperti industri atau pengecer kecil, yang seharusnya tidak berhak menerima subsidi.
Perlu diketahui Penggunaan jerigen plastik untuk membeli bensin juga dilarang karena berpotensi memicu kebakaran. Hal ini disebabkan oleh sifat plastik yang tidak bisa menghantarkan listrik statis yang terbentuk saat pengisian, sehingga berisiko menimbulkan percikan api.
Mengenai hal ini, tim media akan mendatangi Pertamina di Pontianak dan bersurat ke Pertamina di balik papan agar bisa mendalami masalah Penyaluran BBM subsidi diduga dipatok dengan harga tinggi yang melebihi HET









